Assalamualikum Wr. Wb.

Thank You for Your Joined

Minggu, 08 Januari 2012

Dakwah pada Zaman Rasulullah Periode Madinah


A.    Pendahuluan
Sejarah Periode awal Islam merupakan rentang waktu yang sangat penting , karena pada periode itu ajaran Islam yang konpeherensif betul-betul diimplementasikan. Dengan kata lain, periode awal Islam itu merupakan prototype dan ideal yang harus ditiru oleh masyarakat kita sekarang.[1] Setelah mempelajari sejarah dakwah Rasulullah pada periode Mekkah selanjutnya dalam makalah ini akan dibahas mengenai dakwah pada masa Rasulullah SAW periode Madinah.
Sejarah Rasulullah Muhammad SAW. dimulai dari tahun 521 SH(570 M) hingga 11 H(632 M). Didalamnya diungkap tentang berdirinya Negara Islam yang dipimpin langsung oleh Rasulullah yang menjadikan Madinah Al-Munawwarah sebagai pusat awal dari semua aktivitas negara yang kemudian meliputi semua Jazirah Arabia. Sejarah ini merupakan sejarah yang demikian indah yang seharusnya dijadikan contoh dari suri tauladan oleh kaum muslimin, baik penguasa maupun rakyat biasa. Sebab Allah telah berfirman dalam surat Al- Ahzab: 21, yang artinya “sesungguhnya telah ada pada(diri) Rasulullah suri teladan yang baik bagimu(yaitu) bagi orang yang mengharap(rahmat) Allah dan (kedatangan)hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah ”.[2]
Madinah adalah sebuah oasis pertanian. Sebagaimana mekkah, Madinah juga dihuni oleh berbagai klan dan tidak oleh sebuah kesukuan yang tunggal, namun berbeda dengan Makkah, Madinah merupakan perkampungan yang diributkan oleh permusuhan yang sengit dan anarkis antara kelompok kesukuan terpandang- suku Aws dan Khazraj-. Madinah senantiasa mengalami perubahan sosial yang meningglakan bentuk kemasyarakatan absolut model badui. Kehidupan sosial Madinnah secara berangsur-angsur diwarnai oleh unsure kedekatan ruang daripada oleh sistim kekerabatan. Madinah juga memiliki sejumlah warga Yahudi, yang mana sebagaian besar penduduknya lebih simpatik terhadap monotheisme. [3]
                                                   

B.     Rumusan Masalah
1.       Bait Aqabah
2.       Hijrah ke Yasrib
3.       Yasrib Menjadi Kota Nabi
4.      Dakwah di Madinah
5.      Faktor-faktor yang Membantu Masuknya Islam ke Madinah
C.    Pembahasan
Zaman Madinah adalah zaman yang dimulai setelah nabi hijrah dari Makkah ke Madinah. Namun demikian, kepindahan nabi ke Madinah didauhului oleh beberapa peristiwa berikut:
1.      Bait Aqabah
Ibadah haji merupakan lembaga tua yang sudah ada sejak zaman Nabi Ibrahim a.s, suku-suku arab melaksanakan ibadah ini setiap tahun dengan cara  mendatangi ka’bah. Pada saat berlangsungnya kegiatan ibadah haji ini, Rasulullah menggunakan kesempatan untuk menyampaikan dakwahnya kepada rombongan jama’ah haji yang dating dari segenap penjuru arab.  
Orang-orang Aus dan Khazraj mendengar orang-orang yahudi tentang kedatangan seorang nabi[4] yang mereka yakini sebagi juru selamat. Setelah mereka bertemu dengan Rasulullah, bertemulah enam orang dari khazraj dan mereka masuk Islam. Setahun berikutnya dating dua belas orang laki-laki dimana sepuluh orang suku Khazraj dan dua orang suku Aus serta seorang wanita. Mereka bertemu di suatu tempat yang bernama Aqabah. Di tempat inilah mereka mengadakan baiat (perjanjian setia) atas dasar Islam dengan nabi Muhammad SAW. perjanjian ini disebut baiat aqabah I.
Pada musim haji tehun ke-13 nabian, rombongan jama’ah haji yang berjumlah 73 orang dari Yatsrib dating ke Makkah memnemui nabi Muhammad di bukit Aqabbah. Disana mereka mengadakan perundingan dengan didampingi Abbas (paman Rasulullah). Mereka kemudian berjanji dan berbaiat dengan bersumpah atas nama Allah bahwa mereka kana melindungi nabi SAW sebagaimana melindungi diri mereka sendiri. Perjanjian ini disebut baiat aqabbah II.[5]
2.      Hijrah ke Yasrib
Berita tentang baiat aqabah II ini terdengar oleh pemimpin Quraisy yang menyebabkan gencarnya siksaan yang dilakukan orang Quraisy. Akhirnya, Rasulullah menganjurkan para pengikutnta untuk hijrah ke Yatsrib.[6]
Perkataan “hijrah” berasal dari bahasa arab yang artinnya meningglakan suatu perbuatan atau menjauhkan diri dari pergaulan atau berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain.[7]
Setelah hijrahnya pengikut nabi ke Yastrib para pemimpin Quraisy merasa sudah saatnya membunuh Muhammad sebagai usaha terakhir menghentikan perkembangan agama Islam. Nabi Muhammad kemudian pergi meninggalkan Makkah menuju Yatsrib dengan ditemani Abu Bakar. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 1 Rabiul Awal tahun 1 Hijriah (tahun ke-13 dari ke-nabian), Saat inilah ditetapkan sebagai permulaan tahun Islam atau tahun hijrah.[8] Mereka meninggalkan Makkah melalui gunung Tsur. Nabi lalu bersembunyi di gua Hiro yang ada di balik gunung itu untuk menanti saat yang tepat dan aman dalam melanjutkan perjalanan ke Yatsrib. Peristiwa pemindahan pusat dakwah Islamiyah ini yang dalam sejarah disebut sebagai hijrah sangat penting artinnya bagi pengembangan dakwah dan pengembangan Islam selanjutnya.[9]
3.      Yasrib Menjadi Kota Nabi
Pada tanggal 8 Rabiul Awal 1 Hijriyah nabi dan Abu Bakar akhirnya tiba di Quba setelah menempuh perjalan selama enam hari. Kedatangan mereka telah didengar oleh penduduk Yatsrib. Penduduk Quba mempersiapkan penyambutan kedatangan Nabi dan mereka berebut agar nabi mau bertempat tinggal di rumahnya. Dalam persinggahan nabi Quba, nabi berkesempatan mendirikan masjid yang pertama dalam Islam sebagai pusat pengabdian, yang dikenal sebagai masjid Quba.
Tanggal 16 RabiulAwwal 1 H(24 September 622 M), Rasulullah meninggalkan Quba menuju Yatsrib yang kemudian menjadi markas dakwah Islamiyah. Sejak saat itu nama Yatsrib diganti dengan nama Madinah al-Rasul yang berarti kota nabi dan disingkat menjadi Madinah.
Sebelum sampai Yatsrib, pada saat hari Jum’at, ditengah perjalanan Rasulullah menerima perintah untuk melakukan shalat Jum’at. Sebelum melaksanakan shalat Jum’at, Nabi menyampaikan sebuah khutbah(berisi aturan hidup bermasyarakat dan tututan agama Islam) yang berfungsi sebagai media dakwah dalam bentuk lisan untuk menggalang dan mengonsolidasikan ummat.[10]
4.      Dakwah di Madinah
Fase Madinah adalah fase realisasi ajaran Islam secara total dalam segala aspek kehidupan masyarakat karena itu perjuangan nabi di Madinah bersifat menyeluruh dalam upaya membangun masyarakat dalam segala bidang dan disegala lapangan kehidupan dalam rangka memasyarakatkan ajaran Islam dalam rujukan ummat.
Di Madinah, Nabi tidak hanya sebagai seorang mubaligh saja tetap beliau bertindak sebagai pemimpin negara, politikus, dan panglima perang. Selain itu, Nabi juga merupakan tempat kembalinnya segala persoalan yang ada dalam masyarakat.
Perjuangan dakwah Nabi selalu mendapatkan bimbingan dari Allah SWT yang berwujud ayat-ayat Al-Qur’an. Program perjuangan Nabi yang pertama adalah menata dan membangun kehidupan masyarakat berdasarkan tatanan Islam serta menjaga dan mempertahankan yang sudah ada. Berbagai sarana dakwah digunakan nabi untuk mencapai cita-cita yang luhur, antara lain:
a.       Membina masyarakat Islam
Dalam membina masyarakat Islam digunakan langkah-langkah sebagai berikut:
·         Mendirikan Masjid
Masjid dibangun oleh Nabi Muhammad sebagai tempat memulai menyusun perencanaan dakwah, mengeluarkan komando dakwah dan sekaligus menggodok kader-kader dakwah. Nabi mengajarkan doktrin-doktrin ajaran Islam dan umat Islampun yang berasal dari segenap dari segenapa lapisan mayarakat dan golongan dapat melakukan sholat berjam’ah serta bermusyawarah mengenai hal-hal yang mereka hadapi. Masjid adalah rumah Allah swt dan segala perjuangan timbul dan diwarnai kesucian masjid ini.
·         Menggalang Persaudaraan Ummat Islam
Disamping mendirikan masjid titik berat ummat Islam ialah menumbuhkan dan mengembangkan rasa ukhuwah Islamiyah (persaudaraan umat Islam).
Kenyataan menunjukan bahwa komunitas orang-orang mu’min yang berdomisli di Madinah saat itu adalah komunitas sosial yang plural. Mereka terdiri dari orang-orang muhajirin yang pindah dari Makkah dan golongan Anshor dari Madinah yang menolong Muhajirin. Karena itu, langkah yang dilakukan pertama kali oleh Rasulullah adalah mengumpulkan orang-orang Anshor dan Muhajirin dalam suatu pertemuan. Mereka kemudian dipersaudarakan oleh nabi.
Model persatuan merupakan hal yang baru dalam tradisi masyarakat arab sebagai ganti dari model persatuan yang berdasarkan kesukuan yang sangat dominan selama ini.
·         Mengadakan Perjanjian Antar Penduduk Madinah
Menurut pandangan Nabi, lancarnya upaya membangun masyarakat Islam sangat tergantung pada factor prakondisi yang baik dan situasi yang mendukung, yaitu bila keadaan dan situasi aman, tenang, dan tentram. Nabi mengadakan perjanjian antar penduduuk Madinah yang intinnya menjamin ketentraman situasi yang dibutuhkan dalam dakwah. Pokok perjajian itu sebagai berikut:
a.)    Orang-orang Yahudi dan orang-orang yang tidak beragama harus hidup rukun dengan kaum muslimin
b.)    Setiap golongan wajib emmbangun Negara dan wajib saling membantu untuk memepertahankan kota Madinah
c.)    Setiap penduduk dijamin keamanan hidupnya
d.)   Setiap penduduk yang terikat perjanjian wajib menghormati kesucian kota Madinah
e.)    Nabi Muhammad diangkat sebagai ketua umum penduduk kota Madinah  untuk emngatur dan memimpin semua kepentingan penduduk, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
-       Meletakan dasar-dasar politik, sosial, dan ekonomi untuk masyarakat Islam
-       Memelihara dan mempertahankan masyarakat Islam
b.      Memelihara dan mempertahankan masyarakat Islam
Ketika mayarakat Islam telah terbina, sistim pemerintahan telah trsusun, persaudaraan antara kaum muslimin tercapai dan dasar-dasar politik, ekonomi dan sosial telah diletakkan, maka langkah selanjutnya yang dilakukan nabi memelihara dan emmperthankan kondisi yang telah baik tersebut. Nabi menyadari bahwa orang musyrik dan orang Yahudi tidak akan selamnnya mematuhi perjanjian tersebut.
Ternyata, perkembangan Islam yang pesat menimbulkan beberapa masalah antara lain:
-       Menimbulkan kerisauan pada orang Quraisy
-       Masalah lalu lintas perniagaan yang biasa dilakukan penduduk Makkah pada setiap musim panas
-       Dikalangan kaum muslimin timbul rasa rindu pada tanah kelahiran, rindu Ka’bah dan teringat pula akan kekejaman Quraisy
-       Dikalangan orang Yahudi tibul gagasan untuk membatalkan perjajnjian yang dibuatnya dengan nabi Muhammad SAW
  Suasana damai ini tidak bisa bertahan lama. Orang Yahudi telah merobek perjajanjian dengan diam-diam telah mengadakan kesepakatan dengan orang Quraisy untuk menghancurkan nabi Muhammad saw. Mereka juga berusaha menghasut orang Islam. Dalam rangka menanggulangi tipi daya dan bujuk rayu orang Yahudi ini, Allah SWT memberikan pedoman kepada Nabi Muhammad SAW agar ummatnya diperingatkan akan bahaya orang Yahudi. Dengan maksud mempertahankan dan memelihara masyarakat Islam turunlah QS. Al-Hajj : 39-40 yang menyatakan mengenai izin berperang pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke-2 Hijriyah dengan maksud dan tujuan membela diri dan melindungi dakwah.[11]
5.        Faktor-faktor yang Membantu Masuknya Islam ke Madinah
a.       Orang-orang Yatsrib(Madinah) adalah orag yang paling dekat dengan agama samawi karena mereka banyak mendengar dan berdekatan dengan orang-orang Yahudi.
b.      Orang-orang Yahudi Madinah sering mengancam orang-orang Arab tentang
akan semakin dekatnya kedatangan seorang kemunculan Nabi,, dan bahwa mereka akan mengikutinya dan mengusir orang-orang Arab itu.
c.       Orang-orang Arab Madinah(Aus dan Khazraj) berada dalam permusuhan yang akut.[12]
D.    Kesimpulan
Sejarah dakwah Rasulullah periode Madinah, diawali setelah hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah. Beliau menuju Madinah dengan ditemani sahabatnya yaitu Abu Bakar As-Sidiq melewati gunung Tsur. Ditengah perjalanan, mereka beristirahat dan bersembunyi untuk mencari waktu yang tepat untuk melanjutkan perjalanan, di gua Hiro’. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 1 Rabiul Awwal tahun 1 H.
Rasulullah diterima dengan baik oleh penduduk Yatsrib, sehingga menghasilkan Bait Aqabah I dan Bait Aqabah II. Disana yang pertama dilakukan adalah menata dan membangun kehidupan masyarakat berdasarkan tatanan Islam serta menjaga dan mempertahankan yang sudah ada. Sarana yang digunakan Rasulullah selama berdakwah di Madinah antara lain: 1. Membina masyarakat Islam dengan mendirikan masjid, menggalang persaudaraan ummat Islam,  serta mengadakan perjanjian antar penduduk madinah. 2. Memelihara dan mempertahankan masyarakat Islam.
Salah satu metode dakwah dakwah yang dapat diambil dari sejarah dakwah periode Madinah ini adalah dakwah dengan lisan melalui media khutbah shalat Jum’at.
Daftar Pustaka
A. Shalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Al-Husna Zikra, 1997.
Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam(Sejak Zaman Nabi Adam Hingga abad XX), Jakarta: Akbar Media, 2009.
Akram Dhiyauddin Umari, Masyarakat Madani(Tinjauan Historis Kehidupan Zaman Nabi), Jakarta: Gema Insani, 1999.
Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam(bagian Kesatu dan Dua), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.
Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW (II A), (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), Cet. IV, hal. 11
Wafiyah & Awaludin Pimay, Sejarah Dakwah, Semarang: RaSAIL, 2005.


[1] Akram Dhiyauddin Umari, Masyarakat Madani(Tinjauan Historis Kehidupan Zaman Nabi), (Jakarta: Gema Insani, 1999), Cet. II, hal. 26
[2] Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam(Sejak Zaman Nabi Adam Hingga abad XX), (Jakarta: Akbar Media, 2009), Cet. VII, hal. 5-6
[3] Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam(bagian Kesatu dan Dua), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), Cet. I, hal. 38
[4] Ahmad Al-Usairy, loc. cit, hal. 98
[5] Wafiyah & Awaludin Pimay, Sejarah Dakwah, (Semarang: RaSAIL, 2005), Cet. I, hal. 91-92
[6] Wafiyah & Awaludin Pimay, loc.cit, hal. 93
[7] Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW (II A), (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), Cet. IV, hal. 11
[8] A. Shalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, ( Jakarta: Al-Husna Zikra, 1997 ), Cet. IX, hal. 113
[9] Wafiyah & Awaludin Pimay, op.cit, hal. 93-94
[10] Ibid, hal. 95
[11] Ibid. Hal. 96-104
[12] Ahmad Al-Usairy, loc. cit, hal. 99-100

1 komentar:

  1. ma kasih ya,,, berkat artikel kamu tugas saya jadi beres.. :) mampir ke blog saya juga

    BalasHapus